Tampil di depan umum bukanlah sesuatu yang mudah bahkan bagi orang dewasa, jadi wajar bila anak-anak juga mengalami hal yang lebih sulit lagi.
Pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru pada umumnya dihadapkan pada siswa yang malu bila disuruh tampil ke depan kelas.
Apalagi tampil untuk mengerjakan tugas di depan kelas, selain faktor kemampuan yang perlu dilatih, juga faktor kepercayaan diri siswa perlu juga di asah.
Masalah malu untuk tampil ini menjadi sebuah kendala yang dihadapi setiap siswa, dan perlu kesabaran dalam mengatasinya.
Guru dan orang tua siswa sudah seharusnya berkolaborasi dan sinergi dalam melatih anak dalam bersikap dan berkomunikasi dalam kesehariannya.
Diperlukan komunikasi dan inovasi kegiatan untuk membangkitkan mental anak atau siswa agar mau dan mampu menggali potensinya.
Pentas Seni adalah salah satu kegiatan yang sudah sering kita dengar dan sering diadakan pada tahun sebelum 2000an.
Namun seiring perkembangan zaman, pentas seni sudah banyak yang tidak menghiraukan dan lebih ke kegiatan rekreatif mengunjungi suatu wilayah tertentu.
Padahal bila dilihat dari inti kegiatannya, pentas seni adalah sebuah acara panggung yang menampilkan karya seni baik berupa seni gerak maupun seni suara.
Yang tentunya dibutuhkan pengalaman dan latihan dari anak-anak kita untuk menghasilkan penampilan yang maksimal.
Menggaris bawahi pengalaman dan latihan adalah makna dari belajar, dimana anak akan mengalami dan terus melatih kemampuannya.
Seiring dengan berjalannya waktu maka mental akan terbentuk sehingga menghasilkan sebuah penampilan dari mental yang terlatih dari pengalaman belajar.
Akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri melihat anak didik kita tampil membawakan sebuah karya diatas panggung.
Tentunya dampak lain akan didapatkan oleh anak-anak kita, yaitu karakter cinta tanah air dengan dibawakannya.
Macam-macam karya seperti tari tradisional , drama kisah nusantara, membawakan lagu daerah, dan berbagai tampilan lainnya.
Pastinya kelestarian seni budaya nusantara akan terjaga bila dikenalkan sejak usia dini, terutama di sekolah sebagai tempat belajar siswa.
Dengan harapan muncul kreativitas-kreativitas baru yang akan juga melahirkan generasi emas berkualitas untuk seratus tahun Indonesia merdeka di tahun 2045.