Cikar tidak sama dengan dokar atau delman yang ditarik oleh seekor kuda atau lebih. Tetapi cikar meggunakan tenaga sepasang sapi untuk menarik gerobaknya. Jadi secara hampir sama dengan delman, tetapi cikar lebih pada beban yang lebih berat. Lain dengan delman atau dokar yang hanya digunakan sebagai alat transportasi pengangkut orang. Secara kecepatan, cikar lebih lambat dari pada delman itu dikarenakan sapi sebagai penariknya dan beban berat yang diangkutnya.
Cikar pada saat ini sudah banyak berbeda dengan cikar tempo dulu. Selain karena ada pengaruh perkembangan jaman, juga efektifitas dan modifikasi cikar menjadi lebih modern terutama bagian roda. Pada zaman dulu roda cikar terbuat dari kayu jati tua berlapis besi berdiameter besar kurang lebih 160 cm. Saat ini roda-roda cikar kebanyakan digantikan oleh roda yang terbuat dari karet.
Kerangka cikar atau gerobaknya pada jaman dulu terbuat dari kayu jati tua berkualitas yang terkenal kekuatannya. Jenis kayu jati yang digunakan yaitu kayu jati jenis kembang dan kayu jati jenis doreng yang biasa dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan cikar era sekarang terbuat dari berbagai kayu, seperti kayu bengkirai yang mempunyai ketahanan dan keawetan.
Meskipun saat ini sudah mulai sulit ditemui, tetapi bagi beberapa orang di pedesaan cikar masih digunakan sebagai alat transportasi. Terutama untuk mengangkut hasil bumi dan beban berat yang tidak bisa dibawa alat transportasi lainnya. Moda transportasi ini juga sangat dibutuhkan di jalan yang sulit dilalui truk juga karena beratnya medan. Faktor kekuatan sapi menjadikan cikar masih digunakan di jalan desa yang masih buruk kondisinya.
Sapi-sapi penarik cikar di berdayakan menjadi pembajak sawah waktu musim tanam tiba. Dan membantu petani mencari penghasilan tambahan di waktu musim kemarau untuk mengangkut berbagai barang. Begitu pentingnya cikar bagi masyarakat pedesaan sejak tempo dulu sampai saat ini sebagai alat transportasi berbagai kondisi. Kiranya pelestarian cikar juga penting dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas peran cikar bagi ekonomi sejak masa perjuangan hingga sekarang.
Semoga semakin banyak pihak yang memperhatikan dan melestarikan eksistensi cikar dalam perkembangan kehidupan. Khususnya sejarah dan peranan cikar harus diketahui generasi sekarang dan yang akan datang. Agar kebaradaan cikar terjaga keberadaannya dan tidak punah hanya tinggal cerita. Karena dari cikar, kisah perjalanan Indonesia akan tetap ada sebagai negara pertanian di tengah garis Khatulistiwa.