Pemilihan kelas dapat membantu memudahkan pengelolaan dan pengorganisasian siswa di sekolah, tetapi di sisi lain juga dapat membatasi kemampuan siswa dan menghambat perkembangan mereka. Dengan adanya pemilihan kelas, guru dapat memilih metode pengajaran yang tepat untuk setiap kelas. Selain itu, pemilihan kelas juga dapat membantu siswa untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan teman sekelas mereka.
Pemilihan kelas juga mempunyai dampak baik individu maupun secara klasikal di sekolah. Siswa yang digolongkan dalam kelas yang lebih rendah atau yang dianggap kurang mampu biasanya merasa tidak termotivasi dan kurang percaya diri. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan akademik dan sosial-emosional mereka. Sehingga harus dicari pemecahan masalah untuk meningkatkan pemerataan kemampuan belajar siswa.
Secara klasikal, pemilihan kelas juga dapat menyebabkan ketimpangan dalam lingkungan belajar. Siswa yang digolongkan dalam kelas yang lebih rendah dapat kehilangan kesempatan untuk belajar dengan siswa yang lebih mampu. Hal ini dapat menghambat perkembangan siswa dan menyebabkan ketidakadilan dalam pendidikan. Dan apa yang disebut dengan keberhasilan pendidikan tidak harus mengorbankan aspek interaksi sosial dalam lingkungan belajar.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari pemilihan kelas. Sekolah harus memastikan bahwa pemilihan kelas dilakukan dengan adil dan berdasarkan kemampuan dan potensi siswa, bukan hanya berdasarkan kriteria tertentu seperti usia atau prestasi akademik. Maka perlu dicari solusi-solusi dan alternatif pemecahan masalah guna menghasilkan individu dan lingkungan belajar dengan hasil belajar maksimal dan merata.
Dalam kesimpulannya, pemilihan kelas dapat membantu memudahkan pengelolaan dan pengorganisasian siswa di sekolah, tetapi juga dapat membatasi kemampuan siswa dan menghambat perkembangan mereka. Sekolah harus memastikan bahwa pemilihan kelas dilakukan dengan adil dan berdasarkan kemampuan dan potensi siswa, bukan hanya berdasarkan kriteria tertentu seperti usia atau prestasi akademik. Dan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar komponen pendiidikan diperlukan untuk menemukan pemecahan masalah dan peningkatan pemerataan pendidikan yang tidak bermasalah. Terutama untuk memutus penggolongan sosial dan bahaya isu SARA( Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) di masyarakat dimasa depan yang rentan menimbulkan perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.